Selamat Datang di Blogger Fisika SMA Negeri 1 Sukaresmi cianjur Bersama Guru Fisika Bapak H. Johansyah,S.Pd... Semoga konten yang ditampilkan bisa membantu memudahkan dalam Proses Pembelajaran Fisika, Khususnya Buat Peserta didik......“Fisika menjelaskan bagaimana dunia di sekitar kita bekerja. Banyak teknologi modern yang saat ini kita manfaatkan merupakan hasil penemuan ilmiah yang dibuat berdasar ilmu fisika. Insinyur menggunakan ilmu fisika untuk merancang pesawat terbang, mobil, gedung, dan elektronik seperti komputer serta telepon seluler.”....... mari kita tetap mengindahkan protokol kesehatan dari penyebaran COVID-19 dengan selalu mencuci tangan, menjaga jarak, hindari dari kerumunan massa serta tetap selalu memakai Masker ... Sebuah Renungan ~ H. Johansyah, S.Pd

Sebuah Renungan

Antara CikGu dan Guru: Sebuah refleksi bagi orangtua siswa Pada hari ini ada yang mengetuk rasa haru dan bahagia, tatkala beberapa sms dari siswa dan orangtua mengirim ucapan singkat: “Selamat Hari Guru, Pak Ahmad!”. Hari ini, 16 Mei 2011, Malaysia merayakan hari guru yang ke 55. Di beberapa perempatan jalan di Kuala Lumpur tampak baliho besar bertuliskan : Selamat Hari Guru. Guru Pembina Negara Bangsa. Meskipun tidak tepat –karena hari guru Indonesia jatuh pada tanggal 25 November yang lalu– namun sms itu tetap amat berarti bagi seorang guru seperti saya. Sejarah mencatat bahwa Malaysia menjadi Negara yang modern seperti saat ini salah satunya adalah berkat peran para guru yang mencerdaskan anak-anak negeri ini. Proyek besar mencerdaskan bangsa Melayu yang digaungkan pada era 70-an dengan mendatangkan secara besar-besaran guru-guru dan tenaga ahli dari Indonesia. Pada saat itu tidak sedikit pelajar-pelajar melayu yang dikirim untuk melanjutkan pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan berbagai negara sebagai cikal-bakal masa depan Malaysia. Dalam kurun waktu 20 tahun kemudian, Malaysia mulai menuai hasilnya. Para sarjana dari berbagai macam profesi mulai kembali ke negrinya dengan bekal ketrampilan dan pengalaman yang berguna bagi pembangunan Malaysia modern. Kerajaan Malaysia memberi sambutan yang hangat dengan memberikan posisi strategis, pekerjaan, gaji yang besar, dan fasilitas yang layak bagi kader pembangunan yang berpulangan tersebut. Proyek-proyek besar pun menggelinding dengan cepatnya di era-90-an. Malaysia membangun ‘mercusuar’ Twin Tower, Menara KL, dan Pusat Pemerintahan Putrajaya. Sektor pelayanan publik berkembang pesat dengan dibangunnya LTR Transit, Monorel, KTM, Lebuhraya (jalan tol) antar kota-besar dan utamanya Lebuhraya Kedah-Johor yang mempercepat arus transportasi semenanjung Malaysia Utara-Selatan yang dahulunya dari Kedah ke Johor memerlukan waktu minimal 5 hari, dengan adanya jalan tol tersebut dapat ditempuh dalam 1 hari. Pendidikan Malaysia juga dibangun dengan semangat bersaing dengan Indonesia. Saat Indonesia berhasil membangun Industri Pesawat Terbang dengan menciptakan pesawat CN 235 hingga N250, Malaysia tidak mau kalah dengan membangun proyek kendaraan rakyat PROTON. Indonesia membangun Bandara Soekarno Hatta yang megah, Malaysia membangun KLIA yang modern. Indonesia membangun Sirkuit Sentul, Malaysia membangun sirkuit F1-Sepang. Setiap perkembangan terbaru di Indonesia, sedapat mungkin dicermati dan ditandingi dengan produk yang lebih hebat di Malaysia. Semua terus berlanjut hingga saat Indonesia mentargetkan tinggal landas, justru terjadi krisis moneter yang membuat negara kita tinggal kandas di pertengahan tahun 1998. Sementara Malaysia terus melaju dengan Wawasan 2020-nya. Sekali lagi, semua perkembangan ini tidak lepas dari peran guru. Guru di Malaysia biasa dipanggil dengan sapaan hormat Encik Guru, atau disingkat menjadi Cikgu. Menjadi Cikgu di Malaysia saat ini memiliki masa depan yang lebih menjanjikan dibandingkan dengan koleganya di Indonesia. Seorang guru honorer di Malaysia sedikitnya berpenghasilan RM 700 sebulan, atau setara dengan Rp 2 juta. Apabila mereka diangkat menjadi guru resmi, maka penghasilan awalnya menjadi RM 1600 sebulan, dan dalam tahun pertama pengabdian penghasilannya sudah lebih dari RM 2000 (+ Rp 7 juta) sebulan. Penghasilan yang tidak sedikit jika dibandingkan dengan gaji guru di Indonesia saat ini. Sistem pendidikan di Malaysia juga telah berjalan relatif stabil, sehingga guru menjadi praktisi pendidikan yang tidak banyak dibebani tugas-tugas administratif. Kurikulum, silabus, rpp, buku materi, buku LKS, buku tugas, bank soal, telah disediakan secara sistematis untuk Sekolah Rendah dan Sekolah menengah. Segala macam format ataupun software seperti pendaftaran siswa, data siswa, presensi, daftar nilai, semua siap pakai dan sebagian besar dikelola oleh tata usaha sekolah yang dikelola berbasis IT. Kondisi ini tentu saja kondusif bagi guru untuk fokus pada pembelajaran dan pemberdayaan siswa. Kondisi di Malaysia sedemikian tentu saja berbeda pada kebanyakan sekolah di Indonesia. Pada akhir tahun ajaran seperti saat ini adalah hari-hari yang melelahkan bagi seorang guru. Menjelang akhir tahun ajaran, guru tengah berjuang menggembleng siswa secara intensif untuk lulus Ujian Nasional. Setelah UN usai, menyusul berturut turut Ujian Praktik, Ujian Sekolah dan seruntunan ujian lainnya hingga nilai ‘baik’ siap disetorkan kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Tidak berhenti sampai di situ, memasuki pertengahan Mei, guru semakin terseok di antara tumpukan buku dan berkas-berkas yang menimbun batok kepalanya dengan serangkaian tugas akhir tahun yang siap menghadang: menyiapkan soal ujian akhir semester, memeriksanya, remedial bagi yang belum lulus, remedial lagi bagi yang masih belum lulus, merekapitulasi nilai, mentabulasi nilai satu semester, merangkum setiap aspek penilaian, mendata sikap siswa, mendata aktivitas ekstra kurikuler, mengisi raport, mencetak raport, membagikan raport, menerima komplain orangtua atas kesalahan penilaian, kekeliruan pencetakan, ketidak sesuaian kemampuan dengan kenyataan, dan seterusnya. Belum berhenti sampai disitu, guru masih harus bersiap-siap untuk rapat kenaikan kelas dan memperjuangkan siswa perwaliannya, rapat kelulusan yang mendebarkan karena ditentukan nilai UN, acara perpisahan, persiapan penerimaan siswa baru, dan seterusnya. Belum juga berhenti di situ, guru masih harus mengisi ‘liburannya’ dengan membuat dan mengkaji ulang program tahunan, program semester, silabus, rpp, bahan ajar, LKS, bank soal, KKM, dan sebagainya sebagai persiapan tahun ajaran berikutnya. Ironisnya, pada saat yang sama banyak orangtua yang alih-alih peduli dengan hasil ujian dan prilaku anak-anaknya, justru sibuk memikirkan liburan sekolah. Tidak sedikit diantara kita yang sudah mulai ‘hunting’ tiket pesawat untuk memilihkan tempat rekreasi keluarga, menyusun program liburan bersama, jadwal berbelanja barang-barang kesukaan, hadiah naik kelas sang anak, buku-buku, alat tulis, tas, dan seragam baru untuk tahun ajaran berikutnya, dan segala program menarik untuk liburan akhir tahun pelajaran yang lamanya hampir sebulan. Padahal bangsa yang besar, adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa guru. Setiap negara menetapkan hari guru sebagai peringatan bagi rakyatnya untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa mereka. Di lebih dari 100 negara di dunia merayakan hari guru pada tanggal tanggal 5 Oktober. Hari besar tesebut adalah untuk semua jenis guru, baik guru sekolah dasar, guru sekolah menengah, dosen, maupun orang-orang yang terlibat dalam pendidikan. Pada hari itu, perhatian terhadap guru diserukan sebagai bentuk penghargaan jasa dan perjuangan mereka membina dan mencerdaskan anak bangsa tanpa pamrih. Peringatan hari guru di Indonesia tidaklah istimewa kecuali bagi guru itu sendiri. Hari guru yang jatuh pada tanggal 25 November tidak pernah diperingati secara ‘serius’ oleh pemerintah, termasuk Departemen Pendidikan Nasional, pengayom para guru. Bahkan banyak guru sendiri yang tidak tahu kapan hari besarnya itu diperingati. Indonesia memilih tanggal 25 November berdasarkan sejarah berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tahun 1946. Pada hari guru setiap tahunnya, PBB menyerukan para orangtua di seluruh dunia untuk satu menit saja memikirkan dan mengenang betapa besar jasa guru yang telah merubah dunia menjadi maju dan berperadaban seperti sekarang. Memberi penghargaan kepada mereka yang masih hidup dan mendoakan jasa mereka yang telah wafat. Tanggal berapapun hari guru diperingati, tidaklah penting. Profesionalisme, kompetensi, peran, dan jasa mereka mendidik anak-anak bangsa adalah hal penting yang patut diperingati dan dipikirkan untuk terus didukung. Kualitas pendidikan yang dibentuk berkat peran guru bukan hanya akan dirasakan oleh siswa, orangtua siswa, dan stakeholdernya, tetapi juga oleh seluruh negeri. Menghargai guru adalah menghargai ilmu. Sungguh tepat ucapan Ipin & Upin dan teman-temannya setiap pulang sekolah: Terima kasih Cikgu
Share:

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah Sesuai Dengan Topik dan tidak menaruh Link Aktif. Terima Kasih atas perhatiannya

Mengenai Saya

My photo
Dilahirkan di wonosobo Tanggamus Lampung Sumatera Indonesia, 15 Januari 1971.Dibesarkan di Blambangan Umpu Waykanan lampung, Alumni dari FKIP Pendidikan MIPA Fisika Universitas Lampung 1991.SMAN Blambangan Umpu waykanan Lampung 1989,

Total Pageviews

Komentar

Dapatkan comment widget ini di sini

Kartegori

Flag Counter

Hubungi Saya

Whatapp: +62-877 0049 6111
Email :johansyahfisika@gmail.com
Alamat
Guru Fisika SMAN 1 Sukaresmi KM4 Kawungluwuk Sukaresmi Cianjur

Upload Tugas / Evaluasi

 

Kumpulan Tugas Fisika semester Ganjil 2023/2024

Arsip Blog

Recent Posts

Popular Posts

youtube