Pekerjaan Rumah (PR) sebenarnya memiliki tujuan baik, yaitu agar siswa semakin memahami dan mengerti materi pelajaran yang diajarkan di sekolah. Tetapi faktanya tidak sedikit siswa yang merasa stres menghadapi PR dari guru mereka. Akibatnya seolah PR membuat siswa jadi tertekan.
Saat ini memang banyak guru yang memberikan PR dengan kuantitas berlebihan. Itulah yang akhirnya membuat PR dianggap beban oleh siswa. Jika standar yang ditetapkan untuk PR adalah 20 soal, tapi guru memberikan 50 sampai 100 soal, ini baru namanya membebani siswa.
Menurut psikiater anak, Kresno Mulyadi, PR tidak boleh melampaui standar kompetensi dari yang telah ditetapkan. PR boleh saja diberikan pada siswa, asal konstekstual dan masih berada di batas rasional siswa. PR yang diberikan guru sebenarnya baik untuk melatih tanggung jawab siswa.
Untuk meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran, para siswa harus dapat menikmati proses belajar. Jadi, bukan hanya menghafal, tetapi juga memahami pelajaran yang diberikan. Dengan demikian, siswa tak lagi menganggap belajar sebagai beban.
Seharusnya yang menjadi konsentrasi guru dalam mendidik siswa adalah upaya menciptakan motivasi positif pada siswa untuk belajar maksimal selama di sekolah. Tidak menjadikan PR sebagai alasan agar siswa belajar di rumah.
"Saat ini malah terbalik, kebanyakan anak ketika diajak nonton senang, tetapi jika diajak belajar malas. Seharusnya tidak seperti itu," kata Kresno yang SekolahDasar.Net kutip dari Female Kompas(18/08/2014).
saya sependapat dengan bapak .saya pernah belajar dengan seorang guru yang senang memberi pr yang berlebihan pada muridnya walaupun saya tau bila magsud guru tersebut adalah baik namun sadar atau tidak sadar guru itu telah membuat murid-muridnya stres berat dan mungkin guru itu lupa betapa banyaknya mata pelajaran yang di pelajari oleh murid-muridnya hingga murid-muridnya terkadang tidak bisa membantu perkerjaan rumah yang orang tua lakukan
ReplyDelete